Freegaza Scotland – Istilah indie rock tentu bukan hal baru bagi dunia musik Indonesia. Penampilannya dalam beberapa tahun terakhir berhasil mencuri perhatian luas. Sama halnya dengan istilah ‘indie’, kemunculan indie rock juga menjadi perbincangan hangat, karena diyakini memiliki karya musik yang umumnya minimalis, sederhana, dan tenteram.
Indie rock juga sering dikaitkan dengan musik untuk mengiringi situasi tertentu, seperti di sore atau malam hari sambil bersantai. Jadi apa yang dimaksud dengan indie rock?
definisi rock indie
Indie rock berarti “independen”, seperti halnya istilah “indie”. Indie rock tidak dianggap sebagai genre musik, tetapi tidak mengacu pada satu genre musik saja, tetapi dapat mengadopsi berbagai genre seperti pop, folk, punk, metal, dan rock. Band rock indie biasanya dibentuk dengan label kecil dan dengan anggaran yang relatif rendah. Band yang mengusung konsep indie rock ini terlihat dari sikap do-it-yourself para band dan artis yang terlibat. Mereka dapat terus bekerja tanpa masuk atau bermitra dengan label besar.
Meskipun independen, perjanjian distribusi juga umum di antara perusahaan besar. Namun, label dan band yang mereka bentuk mencoba mempertahankan otonomi mereka untuk memberi mereka lebih banyak kebebasan untuk mengeksplorasi suara, emosi, dan tema yang memiliki daya tarik terbatas bagi khalayak arus utama yang besar.
Di Amerika Serikat, pengaruh dan gaya artis rock indie ini sangat bervariasi, termasuk punk, psychedelia, post-punk, dan country. Istilah “rock alternatif” dan “indie rock” juga digunakan secara bergantian pada 1980-an, tetapi setelah banyak band alternatif mengikuti Nirvana ke arus utama pada awal 1990-an, “indie rock” mulai digunakan untuk menggambarkan band-band ini. berbagai gaya, yang tidak mengejar atau mencapai kesuksesan komersial.
Sejarah dan perkembangan rock indie
Secara historis, indie rock adalah genre rock yang berasal dari Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1970. Awalnya digunakan indie rock untuk menggambarkan label rekaman independen, istilah ini kemudian dikaitkan dengan musik yang mereka produksi dan pada awalnya digunakan secara bergantian dengan rock alternatif. atau “gitar pop rock”.
Pada 1980-an, penggunaan istilah “indie” (atau “indie rock”) mulai bergeser dari merujuk pada label rekaman menjadi menggambarkan gaya musik yang diproduksi oleh label punk dan post-punk. Sementara itu, pada 1990-an, band-band kebangkitan grunge dan punk di AS dan band-band Britpop di Inggris memasuki arus utama dan istilah “alternatif” kehilangan makna kontra budaya aslinya. Istilah “indie rock” kemudian diasosiasikan dengan band dan genre yang tetap berkomitmen pada status independen mereka.
Pada akhir 1990-an, indie rock mengembangkan beberapa subgenre dan gaya terkait, termasuk lo-fi, noise pop, emo, slowcore, post-rock, dan math rock. Hingga tahun 2000-an, perubahan dalam industri musik dan semakin pentingnya Internet memungkinkan gelombang baru band rock indie mencapai kesuksesan arus utama, menimbulkan pertanyaan tentang maknanya sebagai sebuah istilah.
Pada awal 2000-an, sebuah band baru muncul memainkan versi gitar rock sederhana dan kembali ke dasar-dasar untuk arus utama. Kemajuan komersial adegan ini dipimpin oleh empat band: The Strokes, The White Stripes, The Hives dan The Vines. Emo juga memasuki budaya mainstream di awal tahun 2000-an.
Secara estetika, indie rock dicirikan oleh keseimbangan yang cermat antara aksesibilitas pop dengan kebisingan, eksperimen dengan formula musik pop, lirik sensitif yang ditutupi oleh sikap ironis, perhatian pada ‘keaslian’ dan citra pria atau wanita sederhana.
band rock indie indonesia
Di Indonesia, istilah rock indie sudah dikenal. Ada beberapa nama band indie rock yang cukup terkenal meski tidak berada di bawah label major label. band rock indie ini diizinkan untuk mempresentasikan karyanya dan disambut positif oleh pecinta musik indonesia.
Skandal
Formasi Scandal diisi oleh Yogha Prasiddhamukti (vokal), Rheza Ibrahim (gitar), Robertus Febrian Valentino (gitar/vokal) dan Argha Mahendra (drum). Band asal Yogyakarta ini memainkan rock indie yang penuh dengan lirik-lirik sentimental. Meski begitu, lagu-lagu Scandal tetap nyaman untuk didengarkan di stafaband, meski dipenuhi dengan distorsi gitar yang menderu.
Texpack
Grup indie rock atau rock alternatif asal Kota Bogor ini beranggotakan Afnan (vokal/gitar), Dimas (vokal/bass), Pian (gitar) dan Iqbal (drum) yang bernaung di bawah Anoa Records. Texpack adalah nama rumah tangga, terutama setelah rilis EP Courageus dan album lengkap Spin Your Wheel (2019). Lagu ikonik tersebut berjudul Gadog dapat didengar di mp3 juice, sedangkan
Purpla
Purpla melanjutkan estafet invasi Inggris di Indonesia yang dibalut unsur band-band “Madchester” seperti The Stone Roses atau Charlatans dalam lagu Purpla. Purpla beranggotakan 4 orang, yaitu Danar Astohari (vokal), Dewandra Danishwara (gitar/keyboard), Bayu Malindo (bass) dan Dioma Asatsuku (drum).